Museum Van Gogh di Belanda atau Museum Ad Reinhardt di Amerika Serikat, mungkin hanya sebagian kecil museum yang di abadikan oleh pemerintah setempat guna mengenang jasa-jasa maestro lukis tersebut bagi dunia.
Berbeda dengan Museum Affandi, museum yang terletak di Jalan Laksda Adi Sucipto 167 Yogyakarta tersebut didirikan secara mandiri oleh pihak keluarga. Tanpa ada bantuan dari pemerintah sedikitpun, meski Affandi adalah salah satu maestro lukis tanah air yang sudah mendunia.
Melangkah memasuki pelataran museum, disambut mobil sport klasik kebanggaan Affandi yaitu Galant GT tahun 80-an warna hijau dengan ciri khas 2 pintu yang dimodif seperi moncong ikan hiu dengan plat AB 7558 E.
Menurut Didit, cucu Affandi yang menurunkan bakat kakeknya sebagai pelukis, mobil itu sudah berkali-kali berganti warna sesuai selera Affandi pada waktu itu.
”Mobil itu dirombak sendiri oleh beliau, bahkan dulunya gak pakai cat tapi pakai isolasi saja,” ujar Didit kepada TNOL yang berkesempatan menyambangi museum penuh karya dan citarasa tinggi itu.
Suasana di museum memang terasa cukup teduh. Terdiri dari empat bangunan utama, yang kesemuanya terlihat artistik dengan konstruksi menyerupai pelangi. Dimana ruang pameran pertama menampilkan karya-karya terbaik Affandi.
Tidak jauh berbeda dengan ruang pertama, ruang pameran kedua juga berisikan patung serta karya-karya lukis Affamdi. Namun, pada ruangan ini bisa terlihat rekam jejak Affandi sebagai seorang pelukis yang beraliran naturalis hingga ekspresionis yang menjadi ciri khas karya-karyanya.
“Jadi mulai dari lukisan paling ujung ini bisa terlihat perjalanan lukisan. Awalnya naturalis sekitar tahun 1960an hingga akhirnya beliau menemukan gaya teknik ekspresionis dan langsung menggunakan tangan dalam setiap lukisan,” ungkap Didit.
Sebelum memasuki ruang pameran kedua, terlihat dua buah makam yang tertata rapi dan bersih. Makam tersebut merupakan makam Affandi dan istri tercintanya yaitu Maryati (istri pertama).
Ruang ketiga dan keempat juga menyimpan beberapa karyanya, namun ada beberapa karya anak-anaknya yang juga mengikuti jejak Affandi yaitu Kartika Affandi dan Rukmini Affandi. Sedangkan ruang pameran keempat yang letaknya agak ke bawah, diisi beberapa karya dari Didit yang juga cucu dari Affandi.
Selain itu, terdapat studio lukis Gajah Wong yang diambil sesuai nama sungai yang persis bersebelahan dengan museum tersebut. Dibagian tengah terdapat Café Loteng, sebuah café mini dimana bangunan atas terdapat sebuah perpustakaan.
Yang menjadi ciri khas adalah terdapat patung Affandi besar di dekat Café Loteng yang mengenakan kaos dan sarung yang menjadi cirinya serta rambut yang sedikit gondrong. Selain itu, terdapat pula beberapa patung yang menggambarkan aktivitas sang maestro.
Dibagian belakang café terdapat ruangan kursus untuk melukis bagi anak-anak. Kursus lukis ini merupakan salah satu program yayasan Affandi yang didirikan oleh pihak keluarga sebagai bentuk serta upaya untuk melestarikan setiap karya-karya Affandi dan keberlangsungan museum Affandi.
Dalam hal ini, pihak yayasan tak lupa menyediakan souvenir seperti pajangan, kaos, buku serta patung-patung yang bergambarkan sang maestro ataupun salah satu karya Affandi.
0 komentar:
Posting Komentar